Pendidikan anak usia dini saat ini sedang gencar menjadi pusat perhatian pemerintah. Sebagai jenjang pendidikan awal peletak dasar karakter anak usia dini diperlukan pengelolaan yang maksimal dalam pelaksanaan pembelajaran. Berbagai usaha untuk memajukan pendidikan di jenjang anak usia dini ini pun dilakukan.
Salah satu kunci keberhasilan pendidikan anak usia dini adalah tak lepas dari besarnya peran kepala PAUD itu sendiri. Sebuah lembaga pendidikan anak usia dini seyogyanya memiliki kepala sekolah yang lebih dulu memiliki pengalaman mengajar di PAUD. Mengapa?
Kepala sekolah. Jabatan yang menjadikan seorang guru memiliki tugas tambahan yang tak ringan. Memimpin sebuah lembaga PAUD diperlukan teladan penuh dari sang pemimpin. Pemahaman akan tugas dan tanggung jawab guru di dalam kelas dan seni mendidik anak usia dini harusnya didapatkan dari kepala sekolah. Demikian juga program yang disusun, harus sesuai dengan perkembangan anak usia dini yang memiliki beberapa aspek perkembangan.
Adapun beberapa tip yang bisa digunakan dalam mengembangkan citra diri dan kemampuan menjadi seorang kepala PAUD adalah sebagai berikut:
1. Siapa Saya?
Pertanyaaan yang ditujukan pada diri sendiri saat menerima amanah sebagai kepala PAUD ini sangat bermanfaat. Karena dengan menyematkan pertanyaan ini pada diri sendiri maka kepala PAUD otomatis akan menyadari bahwa ia memiliki tanggung jawab yang lebih besar daripada guru. Dia pun harus menjadi teladan bagi guru yang dibimbingnya. Menyadari tugasnya semakin berat, tanggung jawabnya semakin besar, maka kepala PAUD harus terus belajar.
2. Mengapa Harus Saya?
Kalimat tanya di atas merupakan tantangan bagi diri. Mengapa kita terpilih. Atau mengapa Tuhan memilihkan amanah itu pada kita. Maka, bertanggungjawablah dalam menjalankannya. Seumpama amanah ini dijalankan dengan baik maka pahala akan melimpah ruah. Namun menyia-nyiakan amanah, azab pun akan diterima. Itu saja sudah merupakan cambuk bagi seorang kepala sekolah untuk menjalankan tugas sebaik mungkin. Ya, karena orang pilihan tentu juga bukan sembarangan maka lebih banyak memberikan waktu dan tenaga serta pemikiran untuk membina guru dan merencanakan program sebaik mungkin.
3. Impian Saya
Kepala sekolah harus berani bermimpi. Jika ingin semua impiannya terwujud maka bergeraklah dimulai dari diri sendiri. Bermimpilah besar dan bergerak cepat sebelum impian itu perlahan hilang karena lamunan panjang. Impian seorang kepala sekolah harus diwujudkan bersama. Ia harus mampu memberikan gambaran tentang apa yang ada di kepalanya, kemudian dicurahkan kepada guru dan tenaga kependidikan tempat ia bekerja. Harmoni yang dibangun dengan indah akan terlihat saat semua program terlaksana dengan mencapai target kesuksesan yang diinginkan.
4. Kinerja Saya
Pernahkah Anda mengajari bebek berenang? Atau mengajari petani mencangkul? Bagaimana rasanya? Tentu terasa tak lazim. Sama halnya jika Anda sebagai kepala sekolah tidak memilki kinerja yang baik, Anda tidak akan menjadi bebek yang pandai berenang atau petani yang mahir mencangkul. Justru guru Anda yang akan menilai, sampai sejauh mana kinerja dan prestasi kepala sekolahnya. Gawat bukan?
Guru juga akan terpacu semangatnya jika memiliki kepala sekolah yang berprestasi dan derdedikasi tinggi dalam dunia pendidikan. Jadi bukan kepala sekolah yang omdo (omong doang) atau asbun (asal bunyi) dalam memberikan teladan. Teladan bukanlah kata-kata. Teladan adalah kerja dan contoh nyata. Maka akan sia-sia jika seorang kepala sekolah hanya punya deretan teori, namun tak pernah mempraktikkannya, apalagi melakukan yang ia ucapkan.
5. Kemampuan Saya
Kalimat di atas adalah sebuah pernyataan yang menguatkan. Jika menjadi kepala sekolah, membimbing guru adalah salah satu tugasnya. Saat membimbing, tentu kepala sekolah meminta guru memberikan kemampuan terbaiknya dalam bekerja. Berarti kepala sekolah lebih dulu memberikan contoh kemampuan apa yang bisa diasah dari diri seorang guru. Intinya, menjadi kepala sekolah harus sudah mengetahui atau merasakan bagaimana mengajar, membimbing anak didik di dalam kelas, hingga ia mampu memberikan jalan keluar atau jawaban dari semua kasus yang akan ditemukan guru ketika praktik membimbing anak belajar.
6. Belajar dari ‘Mereka’
Belajarlah dari guru. Jadikan mereka inspirasi bagimu. Mungkin ini salah satu kunci tawadu seorang kepala sekolah. Karena dengan belajar dari semua karakter guru yang ada di sekolah maka kepala sekolah dapat memberikan arahan yang tepat dan apa yang sesuai dengan kemampuan sang guru. The right man on the right place.
7. Dia Lebih Bisa
Jangan pernah berpikir bahwa kepala sekolah memiliki kemampuan sempurna. Akuilah jika salah satu dari guru memilki kemampuan yang lebih. Tetap berada dalam porsi kepala sekolah yang membimbing dengan bijak dan menghargai semua kemampuaan yang dimiliki guru.
8. Bukan ‘Aku’ tapi ‘Kita’
Ya, istilah ini merupakan penguatan sebuah tim solid yang akan terbentuk di bawah pimpinan kepala sekolah yang bijaksana. Tetaplah menjejak bumi. Setinggi apa pun prestasimu, jangan pernah mengangkat dagu. Lembaga PAUD yang dipimpin dan dijalankan oleh pendidik yang tawadu insyaallah akan tetap belajar dari setiap karakter yang ada di antara mereka.
9. Bantu Saya
Mulailah dengan kalimat di atas. ‘Bantu saya’ menggambarkan bahwa kepala sekolah begitu menghargai guru dan tenaga kependidikannya. Ia bukanlah penentu sukses tidaknya program di sekolah. Namun ia yang mendampingi jalannya proses menuju sukses.
10. Tanpa Syarat
Mencintai pekerjaan tanpa syarat. Ini penting bagi kepala sekolah. Kepala sekolah tak harus selalu diistimewakan. Ia harus menjadi fasilitator bagi guru dan anak didiknya. Berlatihlah untuk ikhlas dan mencintai tanpa syarat. Berharaplah hanya pada sang pemberi rahmat. Apa pun yang akan kau semai, itu juga yang akan kau tuai. Bismillah.
Demikianlah sepuluh tip mengembangkan citra diri kepala PAUD menuju sukses berjamaah bersama guru dan anak didiknya. Semoga semakin solid dan mampu mengemban amanah luar biasa.
No comments:
Write comments